~* Black Winged Angel *~

Vali dan Narvi

About Me

Foto saya
Seorang cewek yang baru menyadari kalo dirinya adalah seorang Fujoshi tingkat medium,Pecinta doujin Shonen ai & Yaoi (dengan beberapa pengecualian) tapi hanya yang gambarnya bikin...aw~, punya impian memiliki serigala, punya sayap(hiks!),mengendalikan api(HUAA!!pengen BGT!!). Saat ini sedang mencoba membaca doujin Final Fantasy 7...tapi masih menolak versi Hardcore or Lemon. Cih, gara-gara seorang doujinka dengan pen-name KIKI (sialan!) yang telah menularkan dengan gambar Cloudnya yang... ugh, mimisan gue... *nyari tisu*
Jumat, 20 November 2009

Aishiteru, Ao-kun! Part 4

Mereka berkeliling sekolah sekitar setengah jam. Dimulai dari kantin, lalu ke ruang guru, ke ruang lab, kamar kecil, taman, ruang olahraga, dll, hingga akhirnya kembali ke kelas sambil lari. Mau tahu kenapa pake lari-lari?? Hmm?? Oh, oke, kita kembali ke cerita sewaktu mereka berkeliling.

Saat mereka sedang berada di lorong penghubung kantin dengan kelas anak 3, Rena merasa ada yang tidak beres. Ada dua keanehan disekitar mereka. Pertama, para anak cewek memperhatikan mereka lekat-lekat. Khususnya pada Ao. Rena tahu Ao memang berpenampilan agak aneh, anak cowok berambut panjang hitam legam sampai ke pinggang. Mimik wajah cowok innocent banget, tapi dengan rambut panjang lebih mirip cowok ‘cantik’. Dengan sifat dingin, cuek, jutek dan sejenisnya semakin terlihat. Dan Rena tahu itu yang memikat dari cowok yang satu ini, tapi ngeliatinnya nggak perlu segitunya kali!

Kedua, anak cowok di sekeliling mereka dikiiiitt banget! Yang ada paling anak-anak yang bawa buku tebel end berat seberat karung semua. Cewek-cewek yang ngeliatin mereka mulai mendekat. Rena menelan ludah.

Wah… firasat buruk nih…, pikir Rena sambil menyikut Anton. Anton menoleh dengan tatapan -ngapain-lo-nyikut-gue?-sakit-tau!-, kayaknya belum sadar juga.

“Apa ini cuma perasaan gue, atau di sekeliling kita emang cewek semua ya?” tanya Rena. Kedua cowok itu menatap ke sekitar mereka.

“Kayaknya emang bener cewek semua.” jawab Anton. “Kita ke kelas yuk, bentar lagi bel masuk,” lanjut Anton. Sepertinya sudah sadar akan keanehan yang ada.

Belum sempat mereka bertiga melangkah pergi, mereka sudah dicegat segerombolan cewek centil dengan rok miiniii… banget! Pasti kalo mereka membungkuk dikit aja, pasti kelihatan tuh celananya.

“Hai cowok…!” sapa seorang cewek. Ih, nadanya centil banget! Rena dan Anton aja sampe merinding lho! Lova end the gank aja kalah centil!

“Moshi-moshi, senpai.” balas Ao sambil sedikit membungkukkan badan. Hanya Ao yang merasa tidak terganggu. Mungkin.

“Boleh kenalan doong..! Siapa namanya? Anak kelas berapa?” kata teman yang satunya.

“Ao. Yang ini Anton dan Rena. Kelas 2.” jawab Ao. Cukup singkat.

“Ehm, maaf ya kakak-kakak, kenalan sampe di sini aja ya. Ntar kalo ada waktu bisa disambung. Kami permisi dulu. Mau ke kelas, sebentar lagi bel. Permisi,” kata Anton sambil menarik lengan kedua temannya. Dia merasa nggak nyaman banget dikerubutin oleh para ‘penyamun cowok’ itu.

Entah merasa nggak rela atau merasa belum puas dengan jawaban Ao, mereka menghalangi jalan di sekitar Ao dkk, itu resminya. Tidak resminya (kata lainnya) mengepung.

“Kok gityu siih..! Kan baru kenalan, masa langsung pergi…?” kata cewek yang paling centil di situ. Kali ini Rena bisa merasakan bulu kuduknya berdiri semua, Anton merasakan perutnya mulas, dan Ao sudah masuk dalam taraf terganggu.

Ao mendengus. “Gomennasai ne, senpai. Tapi kami sudah sangat terburu-buru. Mungkin lain kali kita mengobrol lagi. Some other time.” sahut Ao sambil berlalu. Rena dan Anton mengikuti dari belakang. Gerombolan cewek seperti terkena sihir apa, mereka hanya menurut aja. Tapi bisa aja kan? Ngeliat Ao aja kaya ngeliat dewa yang turun dari alamnya.

Yah, untuk yang ini mereka berhasil lolos. Tapi para ‘penyamun cowok’-nya bukan hanya yang ini, maasiiih banyak lagi. Ini bisa menjelaskan kenapa mereka kembali ke kelas sambil lari.

TbT

0 Toron toron Kuraudo:

Posting Komentar