~* Black Winged Angel *~

Vali dan Narvi

About Me

Foto saya
Seorang cewek yang baru menyadari kalo dirinya adalah seorang Fujoshi tingkat medium,Pecinta doujin Shonen ai & Yaoi (dengan beberapa pengecualian) tapi hanya yang gambarnya bikin...aw~, punya impian memiliki serigala, punya sayap(hiks!),mengendalikan api(HUAA!!pengen BGT!!). Saat ini sedang mencoba membaca doujin Final Fantasy 7...tapi masih menolak versi Hardcore or Lemon. Cih, gara-gara seorang doujinka dengan pen-name KIKI (sialan!) yang telah menularkan dengan gambar Cloudnya yang... ugh, mimisan gue... *nyari tisu*
Jumat, 20 November 2009

Aishiteru, Ao-kun! Part 5

Pulang sekolah. Rumah Ao.
“Hikaru, tolong buatkan teh ya,” pinta Ao. Saat ini dia ada di ruang santai bersama Paul. Setelah makan malam mereka biasanya akan duduk-duduk di ruang santai. Bisa mengobrol, nonton tv, atau yang lain.
“Yoroshii,” sahut Hikaru. Ia segera ke dapur membuat teh.
“Bagaimana hari pertama di sekolah? Baik?” tanya Noin memulai pembicaraan.
“Tak baik dan tak buruk.” sahut Ao. “Hari ini aku lelah, setelah bermain kejar-kejaran dengan senpai.” lanjutnya.
“Nani ?! Naze ?!” Paul kaget.
“Aku tak tahu. Mungkin mereka selalu begitu pada orang yang baru mereka kenal.” jawab Ao sekenanya.
“Yah, tapi sekarang master..eh, kau sudah selamat dari kakak kelas yang aneh itu kan?”
“Mungkin,” sahutnya. Hikaru masuk sambil membawa nampan berisi teko dan cangkir teh.
“Ini tehnya, Ao-san.” kata Hikaru sambil menyerahkan secangkir teh. Hikaru juga memberikannya pada yang lain.
“Doumo.” sahut mereka hampir bersamaan. Saat itu telepon rumah berdering, Noin segera mengangkatnya.
“Halo, ada yang bisa dibantu? … ya, dengan siapa? …ah, baik, tunggu sebentar ya.” Noin berjalan mendekati Ao. “Ao-san, ada telepon,” katanya sambil menyerahkan gagang telepon pada Ao.
“Dare ?”
“Gunji-sama.”
Ao segera mengambil gagang telepon yang diserahkan Noin. “Ada apa? …. nanka? Bukannya aku sudah bilang, sebulan ini aku sedang off ? Tak ada orang lain? …. Tidak mau! Kau saja yang melakukannya! … apa? …. Haah, baiklah… tapi hanya kali ini saja…. Ya… aku mengerti.” Ao menutup telepon dengan muka kusut.
“Doushite ?” tanya Paul.
“Tugas. Lagi.”
Noin tersenyum geli. “Kalau cuma itu, Ao-san bisa kan? Kenapa kesal?”
“Ini adalah cuti panjangku, tak boleh dicampur adukkan dengan pekerjaan…!”
“Sudahlah Ao-san, tak usah dipikirkan. Tugasnya bisa diselesaikan dengan cepat kan? Lagipula, hanya 1 saja yang diterima Ao-san kan?” kata Hikaru.
“Kau tenang saja, aku tak mungkin memikirkan hal sepele seperti itu.” jawab Ao sambil berlalu. “Aku mau tidur. Oyasuminasai.” lanjutnya. Lalu ia berjalan naik ke lantai 2 kembali ke kamarnya untuk tidur.
Mimpi itu kembali.

***

Sudah seminggu ini Ao sering olahraga pagi. Yaeyalah, tiap hari lari mulu sih. Maklum, dikejar-kejar fans cewek. Dari SMU sampe anak kuliahan. Yah, resiko orang populer kan gitu. Tapi kok berlebihan banget sech?
Memang, Ao sering ‘olahraga pagi’ gara-gara dikejar-kejar anak cewek sesekolahan. Dari kelas tiga SMP, sampe anak kuliahan. Bahkan Anton dan Rena jadi ikut-ikutan ‘olahraga pagi’ juga. Yah, maklum, teman orang terkenal pastinya diuber-uber buat mengetahui info-info tentang tu orang.
Di dalam loker Ao sering ditemukan setumpuk surat dari para penggemarnya. Ao sering hampir tertimbun surat-surat bersampul nuansa cerah itu saat membuka loker saking banyaknya. Untung kedua temannya itu dengan setia dan senang hati membantunya. Yah, tapi capek juga kan? Saat Ao nggak masuk pun, mereka tetep diuber-uber juga. Tambah banyak malah, dikejar anak-anak cowok yang berang gara-gara gebetan or pacarnya jadi ikut ngejar-ngejar Ao. Untungnya, sampe sekarang mereka bertiga bisa lolos dari kejaran.
“Hah… hah… hah… hah…. Capek~! Mereka semua terbuat dari apa sih?! Masa’ lari sprint nggak capek-capek?!” gerutu Anton sambil ngos-ngosan saat mereka sedang lari menghindari kejaran fans Ao.
“Gila~! Capek banget…! Badan pegel, kaki lemes…. Lama-lama bisa copot juga nih kaki!”
“Kalian tidak apa-apa?” tanya Ao. Cuma dia yang masih segar bugar, padahal dia harus membantu teman-temannya bersembunyi.
“Heh, lo juga, terbuat dari apa hah?! Capek nih, capek! Sudah 2 jam kita lari-lari! 2 JAM!! Nggak pake istirahat lagi! Kita berdua capek banget, eh, elo kok santai-santai aja?!” seru Anton.
“Aku sudah terbiasa seperti ini,…”
“Eeh?!! Yang bener lo?! Jadi disekolah lo dulu juga begini?!” potong Anton dan Rena bersamaan.
“Aku belum selesai bicara…” kata Ao jengkel.
“Eh, sori, sori…”
“Aku sudah terbiasa seperti ini di rumah. Tousan sering memberiku latihan-latihan kecil yang mengharuskanku menghindar dari serangan.” Anton dan Rena hanya mengernyit.
“Maksud lo?”
Belum sempat Ao menjawabnya, eh, sudah ada suara-suara dari alam lain (baca: suara histeris para fans Ao). Jadi ya… begitulah. Nggak perlu dijelasin kalian pasti tau. Tapi untungnya para fans ‘sakit jiwa’ itu selalu kecele. Kalah gesit dari mereka bertiga. Mereka pun lolos dari pengejaran-pengejaran itu.

***

0 Toron toron Kuraudo:

Posting Komentar