~* Black Winged Angel *~

Vali dan Narvi

About Me

Foto saya
Seorang cewek yang baru menyadari kalo dirinya adalah seorang Fujoshi tingkat medium,Pecinta doujin Shonen ai & Yaoi (dengan beberapa pengecualian) tapi hanya yang gambarnya bikin...aw~, punya impian memiliki serigala, punya sayap(hiks!),mengendalikan api(HUAA!!pengen BGT!!). Saat ini sedang mencoba membaca doujin Final Fantasy 7...tapi masih menolak versi Hardcore or Lemon. Cih, gara-gara seorang doujinka dengan pen-name KIKI (sialan!) yang telah menularkan dengan gambar Cloudnya yang... ugh, mimisan gue... *nyari tisu*
Jumat, 20 November 2009

Aishiteru, Ao-kun! Part 7

Hari ini kelas 2 IPA 2 mendapatkan ‘hadiah’ ulangan pagi mendadak dari Pak Joko, guru kimia. Bapaknya sih senang-senang saja, tapi muridnya pada serek-serek semua. Untungnya soalnya gampang-gampang semua, banget malah. Tapi entah kenapa, dalam 5 menit kemudian, para siswa sudah terkapar tak bernyawa (baca: sudah menyerah tak berdaya). Ya iyalah, soalnya sih gampang banget, jawabannya itu lho!
Sudah begitu, bapaknya dengan teganya tertawa di atas penderitaan mereka saat melihat para muridnya yang sudah pada tengkurap tak bernyawa di meja. Bahkan, dengan sangat kejamnya, Pak Joko menyuruh para siswa mengumpulkan lembar jawaban mereka dengan alasan waktunya sudah habis. Para murid hanya bisa pasrah. Untungnya bel istirahat sudah berbunyi, kalau tidak, mereka bisa mendapat bonus ceramah dari Pak Joko.
“Gila… Pak Joko kejam banget sih ngasih soal…! Kalo tahu gini, mending tadi gue ijin sakit aja!” kata Lova jengkel. Dia sudah sangat pasrah saat mengerjakan ulangan tadi. Mau nyontek, tatapan bapaknya benar-benar menusuk. Alhasil, dia hanya berdoa dengan sangat agar hasil ulangannya nggak jeblok-jeblok amat. Dapat 5 aja sangat bersyukur, asal jangan berada dibawah garis kemiskinan.
“Gue mah, nggak bakalan masuk hari ini. Gue nggak yakin di kelas kita bakal ada yang nilai ulangannya diatas garis kemiskinan…” timpal Nana (catatan: geng tercentil di sekolah, LUNA, singkatan dari nama Lova, Uni, Nana, dan Aini. Lova-Nana di kelas IPA 2, Uni-Aini IPA 3).
“Kami sih udah kemarin ulangannya, jam terakhir pula! Gimana mau mikir tuh, bawaannya aja sudah pengen pulang.” sahut Uni, disambut anggukan Aini.
“Aduuh… cukup deh hari ini ngomongin ulangannya, gue kan pengen rileks dulu nih. Oh ya, ngomong-ngomong nih, gimana dengan PDKT lo sama si ‘anak baru’ itu?” tanya Nana kepada Lova. Yang ditanya cuma tersipu malu. Malu-malu kucing!
“Maksud lo… si Ao itu ya?” sela Aini.
“Yaiyalah! Emang siapa lagi? Sekarang kan Lova lagi ngincer tuh anak. Gila, cakep banget bo! Rambutnya panjang sih, mukanya jadi kelihatan chubby gitu.”
“Oh, anak pindahan dari Jepang itu kan? Emang sih, Erwin aja kalah cakep ama dia. Mukanya itu lho! Imut bangeet!! Trus gayanya itu kereen banget! Trus trus, tatapan matanya itu… Cool bangeets!!” kata Uni dengan mata berbinar-binar.
“Eits…! Gue lagi PDKT ama dia nih! Jangan diambil! Awas nanti lho…!” sela Lova sewot.
“Udah, maklumin aja…. Uni kan emang gitu, nggak bisa lihat barang bagus langsung gitu deh…” lerai Aini. “Tapi kayaknya saingan lo banyak deh. Anak kelas 1 aja udah berapa orang tuh yang langsung jatuh hati waktu ngeliat Ao? Apalagi kakak kelas, bahkan mungkin mahasiswi?!”
“Iya juga ya… apalagi ‘papan iklan berjalan’ itu udah bawa dia keliling sampe ke kampus-kampus. Bisa gawat tuh Lov, ntar keduluan yang lain gimana?” kata Nana memanas-manasi.
“Bener, sehari sejak dia pindah, fansnya bejibun! Tiap hari gue lihat di lokernya banyak banget surat. Yang pasti surat cinta kan itu? Banyak banget gila! Tiap hari dia udah hampir ketimbun surat-surat itu kalo Anton nggak nolongin. Eh, ngomong-ngomong, apa maksud lo ‘papan iklan berjalan’?”
“Ya si Anton lah! Dia kan yang duduk sama Ao. Apalagi gara-gara duduk sebangku, selalu kemana-mana bersama, jadi Anton ikutan susah juga tuh. Tiap hari dikejar-kejar fansnya Ao.”
“Eit… kok kayaknya lo peduli banget sama Anton nih…. Ada apa nih..?”
“Jatuh cintakah…? Atau… cinta???” tanya Uni jahil.
“Enak aja! Sembarangan!” hardik Nana.
Lova hanya diam. Bener juga kata Nana, gawat nih kalo keduluan orang.
“Eh iya, lo tahu kan kalo tiap hari pasti ada aja keributan gara-gara para fans Ao itu? Tapi kok mulai kemarin gue nggak dengar keributan kaya gitu lagi? Lo-lo pada tahu nggak?” tanya Lova tiba-tiba.
“Oh itu. Lo nggak tahu ya? Kan kemarin mereka mendaftarkan diri dalam fansclub-nya Ao. Kalo nggak salah namanya…. Ao’vers. Nggak ada guru yang tahu lho, bahkan Ao-nya sendiri juga.”
“Katanya, peraturan di sana itu.pertama, nggak boleh berbicara sama Ao sendirian, minimal berdua. Kedua, jangan pernah membuat susah Ao dalam hal apapun, sebisa mungkin bantuin dia gitu. Ketiga, jangan pernah ada yang pacaran sama Ao!”
“Hah?! Kok gitu?! Gue PDKT ma dia kan tujuannya itu! Gimana sih?!” sentak Lova kaget.
“Ya mana gue tahu? Kok malah sewotnya ke gue?” kata Uni sewot.
“Mungkin maksudnya, supaya suka dan dukanya sama-sama…! Jadi jangan sampai membuat iri yang lain gitu.” sahut Aini.
“Ya syukur-syukur aja kita nggak masuk fansclub gitu, yang ada malah kita punya fansclub kan? Hehehe…” Nana terkekeh sambil nyengir kuda.
Pembicaraan mereka terus berlanjut hingga bel masuk berbunyi.

***

Pulang sekolah, Anton dan Rena pergi berkunjung ke rumah Ao. Mereka akan mengerjakan tugas kelompok dirumah Ao. Sebenarnya sih, kelompoknya harus ada 4 orang, tapi mereka hanya bertiga (haha, cuma sisaan sih!). tapi dengan itu mereka bersyukur karena nggak ada pengganggu (maksudnya para fans Ao). Tapi saat ini, mereka sedang menunggu Ao yang sedang dipanggil adik kelas (lagi) di kantin. Sekalian makan gitu.
“Lama banget si Ao! Dari tadi ditungguin belum kelar-kelar juga?” sewot Rena.
“Lo udah bilang itu dari 20 panggilan lainnya kan? Udahlah, biasanya kan juga lama Ren. Kita tunggu aja, paling bentar lagi balik.” kata Anton menenangkannya. Dan memang, beberapa saat kemudian Ao datang mendekati meja tempat mereka duduk.
“Gimana? Ditolak? Terima? Nangis nggak? Lo ngomong apa?” tanya Rena beruntun.
“Hei, nanyanya satu-satu Ren.” sela Anton pelan.
“ Seperti biasa.” jawab Ao pendek.
“Lo tolak?! Yakin lo? Gue liat sekilas, cantik gitu, kenapa ditolak?!” Rena kaget. Gila aja, yang ‘nembak’ Ao cewek geulis euy!
“Ssstt…! Pelan-pelan dodol!” Anton mendelik ke arah Rena lalu melirik sekelilingnya. “Iya iya, sori…” sahut Rena. Di sekeliling mereka ada beberapa anak yang memasang kuping untuk mendengar omongan mereka.
Anton mencondongkan badannya ke meja, “Tapi kenapa?” bisiknya lirih. Hanya Rena dan Ao yang bisa mendengar kata-kata Anton.
“Tidak apa-apa. Aku hanya tidak suka keterikatan seperti itu.” jawab Ao.
“Haah???”
“Maksudnya??”
“Alone of think.” jawabnya singkat. Ao melihat jamnya sebentar. “Ayo cepat, aku tak mau buang-buang waktu.” lanjutnya. Mereka berjalan ke parkiran tempat mobil Anton di parkir.

***

0 Toron toron Kuraudo:

Posting Komentar