~* Black Winged Angel *~

Vali dan Narvi

About Me

Foto saya
Seorang cewek yang baru menyadari kalo dirinya adalah seorang Fujoshi tingkat medium,Pecinta doujin Shonen ai & Yaoi (dengan beberapa pengecualian) tapi hanya yang gambarnya bikin...aw~, punya impian memiliki serigala, punya sayap(hiks!),mengendalikan api(HUAA!!pengen BGT!!). Saat ini sedang mencoba membaca doujin Final Fantasy 7...tapi masih menolak versi Hardcore or Lemon. Cih, gara-gara seorang doujinka dengan pen-name KIKI (sialan!) yang telah menularkan dengan gambar Cloudnya yang... ugh, mimisan gue... *nyari tisu*
Jumat, 13 Agustus 2010

Aishiteru, Ao-kun! Part 12

A/N : Haaah... akhirnyaa... apdet jugaaa...! XD Kelamaan HIATUS ga jelas, ceritanya juga jadi ga jelas. Awalnya Gaje, Intinya Gaje, Akhirannya juga Gaje! Haaah... apalagi puasa gua terancam BATAL gara-gara pikiran fujoshi yang numpang iklan di kepala gua... (Oh Tuhan... kuatkanlah iman hambamu yang nista ini...)
Yah, tak berlama-lama, Read and Review Please! -ketularan Author FFn)
______________________________________________________________________


Anton dan Rena melongo melihat rumah di depan mereka. Tepatnya rumah Ao. Rumah bergaya Eropa klasik asli yang terlihat mencolok karena perbedaan desain itu. Rumah yang, bisa dikatakan, lebih mirip puri mini daripada hotel klasik.
“Gila...” Anton menggumam.
“Asli... gue nggak percaya....” kata Rena. Ao sedang berbicara lewat alat di samping tembok pagar, tepat di bawah papan nama penghuni.
“Ini aku, Ao.” katanya. Terdengar bunyi gemerisik singkat, sebelum ada yang menjawabnya.
“Ah! Ao-kun? Kenapa tidak langsung masuk saja?” kata suara itu. Suaranya lembut dan kecil, seperti suara cewek.
“Aku membawa temanku.”
Terdengar jeda cukup lama.
“Eh?! Ah... baiklah. Tunggu sebentar!” kata suara itu. Lalu terdengar bunyi gemerisik agak keras dari balik pagar. Suara barang pecah, suara udara yang keras, suara benda logam berbenturan, suara benda berat yang bergeser, suara sesuatu yang (sepertinya) meledak, dan lain-lain. Kira-kira seperti ini:
PRANG!! KOMPRAANG!! WUUZZZ BRAAAKKKK!!! DRUAAKK..!!! BRUMMMM BLAAARRR!!! DZIIIING...!! BUMM!! JLEB JLEB BRUAAKKK...!!! GRUDUKKK TRAANGG...!!! MEEEOOONGGG!!!! (Lho??)
Kemudian hening. Anton dan Rena tidak berani bergerak. Kaget karena suara-suara aneh itu. Ao membuka pagar rumah.
“Ayo.” Ao mengisyaratkan dengan kepalanya, menyuruh Rena dan Anton agar masuk. Dengan sedikit takut-takut mereka mengikuti Ao masuk.
Ruang tamu bergaya Eropa menyambut mereka. Well, benar-benar bergaya Eropa. Sofa mewah berwarna merah terang dengan rangka kayu Mahoni bercat hitam berada di tengah ruangan. Sofa langka bergaya abad pertengahan yang mahal. Terbuat dari kain beludru yang dijahit dengan benang keemasan (atau memang dari emas?). Dipercantik dengan ukiran kayu membentuk simbol yang berada di kepala sofa. Hm... benar-benar, “Waw”.
Kalau di luar tadi Rena dan Anton melongo, kali ini mereka bengong. Sudah nggak bisa ngomong lagi. Selain karena “kemewahan” sofa tadi, ornamen, hiasan, gambar-gambar yang di cat di dinding juga benar-benar... Wow.
“Puih,”
.... HA??
Rena dan Anton menoleh ke asal suara. Dan ternyata sodara-sodara, suara itu berasal dari Ao!
“Omigod... it’s impossible...” gumam Anton.
“Yeah, I agree.” sahut Rena.
Hahaha. Hebat. Sangat hebat. Benar-benar hebat. Super hebat. Ini adalah keajaiban di dunia kecil mereka. Mereka melihat Ao tertawa. Yah, nggak ketawa sih, cuma cengengesan doang. T-A-P-I!!!
Ao?! SEORANG AO GITU LHO??!!
Mantap. Entah mereka mesti takjub atau malah ngeri. Entah itu adalah keajaiban atau malah bencana.
Ao duduk di sofa dengan kepala sedikit tertunduk. Bahunya sedikit bergetar menahan tawa. Anton dan Rena tercengang.
Anton mendekati Ao dan menyentuh keningnya. “Lo nggak sakit kan?”
“Sumpah lo nakutin.” sambung Rena.
“Ayolah,” Ao menyingkirkan tangan Anton dari keningnya, “kalian ini sebegitu kagetnya. Seharusnya kalian lebih kaget lagi melihat wajah kalian tadi. Benar-benar... lucu.” sudut-sudut bibir Ao berkedut karena ia menahan senyum.
Ao menoleh ke ruang dalam sesaat sebelum Hikaru keluar membawa nampan berisi minuman dan cemilan. Hikaru berjalan ke arah mereka dan meletakkan nampan yang dibawanya ke meja. Ia tersenyum ramah pada Anton dan Rena.
“Doumo,” kata Ao sambil mengambil cangkirnya. Hikaru hanya membalasnya dengan senyuman.
“Ah ya,” Ao bergumam pelan, “Paul dan Noin dimana?”
Hikaru mengerjapkan mata. “Paul pergi memancing, Noin pergi belanja.” sahutnya. Ia beranjak berdiri. “Kalau ada apa-apa, panggil saja. Hikaru mau membuat makan siang dulu.” Lalu ia beranjak pergi.
Terjadi keheningan setelah Hikaru masuk ke ruang dalam. Ao sibuk mengeluarkan buku-buku tugasnya. Sedangkan Anton dan Rena malah sibuk memperhatikan Ao. Sampai akhirnya suara Anton memecah keheningan.
“Cewek yang tadi itu... siapa?”
Ao menatap Anton sekilas. “Itu Hikaru.” jawabnya singkat.
“Siapa?” Rena ikut bertanya.
“Yah... bisa dibilang... sepupu... atau saudara.” Ao menjawab sekenanya.
Rena ingin bertanya lagi, tapi terlihat ragu. Dan Ao melihatnya.
“Aku tinggal di sini hanya berempat... lima jika kau hitung hewan peliharaanku.” kata Ao. Rena langsung menatap Ao. “Tahu dari mana kalau gue mau nanyain itu?” tanyanya.
“Terlihat jelas di wajahmu.”
Anton terkekeh. “Memang. Dia gampang banget ditebak.” timpalnya.
“Sialan lo!” Rena menjitak kepala Anton.
Perkelahian selanjutnya akan terjadi jika Ao tidak menatap mereka dengan tatapan  “memerintah”.
“Ao-kun...” Hikaru muncul dari ruang dalam. Ia mendekati sofa yang diduduki Ao.
“Paul tadi menelepon. Katanya ia sudah selesai memancing. Sebentar lagi akan pulang.”
Ao terdiam sesaat. Lalu ia tersenyum tipis. “Berapa ikan yang didapatnya?”
Hikaru mengerlingkan matanya. “5 ekor. Besar seperti ikan tuna.”
“Kalau begitu... jadikan saja makan malam nanti.” Ao melirik Hikaru dari sudut matanya dengan tatapan –kau-mengerti-kan?- dan senyuman tipis menghiasi bibirnya.
Hikaru menganggukkan kepalanya. “Baiklah, aku akan menyiapkan bumbunya dulu ya.” Ia melangkah ke ruang dalam.
Ao menghela napas. “Baiklah, ayo segera kita kerjakan tugas kelompok ini.” Ia menoleh ke arah Anton dan Rena yang masih saling memberi tatapan membunuh.

-RnR-

_________________________________________________________________________

A/N: next part ntar mungkin ceritanya bakal beda main chara (main chara disini si kembar imuet-imuet *author dikirim ke Siberia oleh An gara-gara bikin Ao muntah-muntah ngeliat ke'imut'an author* Kudou Ao-An.) beda tempat juga. Hahahahahaa... nggak janji sih...

0 Toron toron Kuraudo:

Posting Komentar