~* Black Winged Angel *~

Vali dan Narvi

About Me

Foto saya
Seorang cewek yang baru menyadari kalo dirinya adalah seorang Fujoshi tingkat medium,Pecinta doujin Shonen ai & Yaoi (dengan beberapa pengecualian) tapi hanya yang gambarnya bikin...aw~, punya impian memiliki serigala, punya sayap(hiks!),mengendalikan api(HUAA!!pengen BGT!!). Saat ini sedang mencoba membaca doujin Final Fantasy 7...tapi masih menolak versi Hardcore or Lemon. Cih, gara-gara seorang doujinka dengan pen-name KIKI (sialan!) yang telah menularkan dengan gambar Cloudnya yang... ugh, mimisan gue... *nyari tisu*

Aah... nggak ada kerjaan, jadi mending post aja story gaje yang entah kenapa nyempil  di kepala. Sekalian ngisi arsip gitu...
_________________________________________________________________________

Sang 'Bad Guy'


Aku duduk di kursi dengan tenang seperti murid-murid lainnya di aula ini. Dengan amat-sangat-tenang. Menahan diri agar tidak melempar sesuatu pada Dewan Sekolah yang sedang berdiri di mimbar, dengan bangganya berpidato tentang mereka yang telah menyumbangkan berbagai peralatan sekolah, perbaikan sekolah, sponsor perayaan sekolah dan bla-bla-bla, yang menurutku saaangat tidak penting.

Sudah lebih dari setengah jam aku mendengarnya bercuap-cuap di depan sana. Seandainya Kepala Sekolah terlambat sedikit saja menyelanya, kurasa aku benar-benar akan melemparnya dengan kursi.

Oke. Nggak selebay itu sih. Tapi aku benar-benar hampir melakukannya.

Fiuh. Akhirnya giliran berganti. Kali ini Kepala Sekolah, lalu  setelah itu Ketua OSIS. Semoga tidak terlalu lama.

Lamunanku terganggu saat ada yang menepuk pundakku. Aku menoleh ke arah orang yang melakukannya.

“Hai! Boleh aku tahu siapa namamu?” seorang gadis manis dengan rambut hitam panjang tersenyum padaku. Matanya yang berwarna hijau Hazel menatapku penasaran.

“Oh, hai juga.” jawabku sambil membalas senyumannya. “Aku Alec. Siapa namamu?”

“Aku Kyla. Senang berkenalan denganmu.” ia mengangguk, membuat rambut hitamnya yang lurus terurai ke depan wajahnya. “Kau dari kelas mana?”

“Aku kelas 1-3.”

Matanya membulat. “Wah, ternyata kita sekelas! Senangnya!” jawabnya riang.

Aku hanya tersenyum. Baru hari pertama masuk, aku sudah dapat teman baru. Yah, kurasa bersekolah di SMA ini tidak terlalu buruk.

“Ngomong-ngomong, aku tidak pernah melihatmu sebelumnya. Apa kau baru masuk di SMA?” tanya Kyla.

Aku terdiam sebentar.  Bingung.
“Maksudmu?”

Mata Kyla membesar. “Inikan sekolah campuran! Apa kau tidak tahu? Di sini dimulai dari tingkatan SD, SMP, lalu SMA! Bagaimana kau tidak tahu sejarah sekolah yang ingin kau masuki?”

“Sebenarnya kakakku yang mengurus kepindahanku ini. Jadi aku tidak tahu sama sekali tentang itu.” jawabku.

“Oh... begitu ya...” Kyla mengangguk paham. Tapi kemudian ia menjentikkan jari. “Kalau begitu, aku akan menjadi pemandumu di sini ya.” katanya sambil menatapku.

Boleh saja. Toh aku tidak terlalu peduli.

“Kalau kau tidak keberatan...” aku mengangkat bahu. Perbincangan kami terhenti karena suara-suara riuh yang menggema di sekeliling aula.

Aku melihat ke arah panggung, tempat muncul seorang cowok berkacamata dengan rambut “riap-riapan”  berjalan menuju mimbar. Rambutnya yang berwarna hitam kecoklatan bergoyang pelan saat ia berjalan.

“Ah... lagi-lagi dia membuat heboh. Dasar.” aku mendengar Kyla bergumam pelan.

Aku menoleh ke arahnya. “Siapa dia?” tanyaku.

Kyla berpaling melihatku.  “Itu ketua OSIS kita. Namanya Alfarez Saga. Dia adalah cowok yang paling disukai cewek-cewek di sini.” jawab Kyla. Ia memutar bola matanya, “Dan semua teriakan histeris para cewek, pasti karena dia.”

“Kalau begitu, kenapa kau tidak berteriak histeris seperti para cewek lainnya?” tanyaku sambil tersenyum jahil.

Kyla menghela napas. Mata Hazel-nya menerawang. “Saga adalah teman masa kecilku. Aku berteman dengannya sudah sejak TK. Jadi aku sudah tahu bagaimana sifatnya. Sifatnya yang tidak peduli sekitarnya -apalagi pada para cewek itu. Tapi walau begitu, Saga sangat-suka-sekali  menggoda mereka. Sikapnya tidak pernah bisa ditebak.” kata Kyla.

Aku mengulum senyum. Cowok misterius ya.

Aku mengalihkan pandangan  kembali ke arah panggung. Tepat saat itulah, tatapan kami bertemu. Matanya yang berwarna hitam legam serasa menenggelamkanku ke dalam tatapannya. Terjadi jeda tiga detik yang terasa seabad bagiku, lalu aku melihatnya menyunggingkan senyum misterius. Dan kemudian, ia mengalihkan pandangan.

Aku menundukkan wajah. Bisa kurasakan wajahku memanas, sedangkan tanganku sedingin es. Perasaan aneh bergejolak di dalam diriku, membuat semua urat sarafku lumpuh. Sesak dan sakit.

Kyla menyikut lenganku. Aku mengangkat wajah, melihat matanya berkilat simpati. Atau mungkin jahil.

“Berhati-hatilah. Dia sudah ‘melihat’mu. Kau mungkin akan menjadi sasaran kemarahan para cewek. Satu nasihat dariku.  Jangan dekat-dekat dengannya atau kau tidak akan selamat.” katanya sambil menepuk pundakku dan menatapku simpati.

Aku hanya meringis. Firasatku mengatakan, hari-hariku ke depan tidak akan ada kedamaian.

__________________________________________________________________________


Gimana? Gaje bukan? Please dong disempetin buat komentar....
saya sepi orang nih... -krik krik krik-
*pundung dipojokan*

0 Toron toron Kuraudo:

Posting Komentar